Kamis, 03 Desember 2009

Sesepuh Satgas Joko Tingkir Kabupaten Asahan Reso Ponidjo :


Sesepuh Satgas Joko Tingkir Kabupaten Asahan Reso Ponidjo :
JANGAN RUSAK KERUKUNAN MASYARAKAT
DENGAN ISSU KESUKUAN

Kisaran Asahan Pos Baru.
Menjelang Pilkada 2010 kabupaten Asahan beberapa bakal calon sudah mulai menunjukan kegiatan kegiatan yang mensosialisasikan dirinya , beberapa namapun sudah mulai mencuat dan malah sudah ada pula yang dengan percaya diri mendeklarasikan dirinya sebagi calon bupati Asahan 2010, meskipun sebagai pegawai negeri calon tersebut belum mendapatkan persetujuan dari kepala daerah sesuai PP no.30 th 1980. Namun bukan cuma masalah persetujuan yang mendapat sorotan dari masyarakat masalah issu yang dibawa calon tersebut juga tidak lepas dari perhatian masyarakat, misalnya salah satu issu yang dibawa bakal calon bupati yakni “Wes Wayae… Wong Jowo..” , issu yang sangat kental dengan semangat primodalisme kesukuan tersebut juga cukup membuat resah masyarakat, khususnya masyarakat asahan yang sudah mengalami asimilasi antar suku, dikahwatirkan semangat tersebut dapat mengganggu kerukunan yang telah berjalan dengan harmonis dikabupaten Asahan ini.

Ditemui dirumahnya dijalan Setia Budi Mutiara (28/10) salah seorang sesepuh masyarakat jawa yang juga penasehat Satgas Joko Tingkir Asahan bapak Reso Ponijo memberikan komentarnya tentang issu tersebut, “ Saya sebagai masyarakat Asahan yang bersuku jawa juga merasakan ketidak nyamanan ketika munculnya issu tersebut, saya khawatir jika tidak dimanejemen dengan baik issu ini dapat berpotensi memecah kerukunan yang telah terjalin. Saya berharap issu ini harus segera dihentikan” demikian bapak Reso Ponijo mengomentari. Selanjutnya beliau menambahkan bahwa sebagai warga Indonesia kita harus benar benar memahami dan setia pada ikrar Sumpah Pemuda yang telah diucapkan para pemuda pada tahun 1928, dengan memahami dan setia pada ikrar tersebut tidak layak bagi kita yang merupakan satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa untuk mencoba membeda-bedakan diri dengan suku lainnya . Semua suku punya kewajiban memperkuat ketahanan kebudayaannya namun janganlah hal tersebut dijadikan alasan poltik untuk meraih kedudukan atau jabatan.

Berkenaan kegiatan satgas Joko Tingkir Asahan yang dulu juga pernah mendukung bakal calon yang membawa iisu tersebut Bapak Reso Ponijo menyatakan bahwa sudah beberapa bulan ini organisasi tersebut menolak untuk mendukung hal yang bersifat primodialisme tersebut, dan hal tersebut adalah sebuah hasil evaluasi atas kegiatan selama ini. “ istri saya sendiri adalah bersuku melayu, menantu dan keponakan saya juga terdiri dari berbagai suku, maka sangat disayangkan kalau hanya karena kepentingan kedudukan dan jabatan kita harus ganggu silaturahmi yang telah ada tersaebut”. “ kalau masalah kesempatan dalam menduduki jabatan semua suku yang ada di Asahan ini semua suku juga telah mendapat sikap yang adil, misalnya jabatan Muspida seperti Dandim, Kapolres, Ketua PN dan lainya juga pernah diduduki pejabat yang bersuku jawa. (efendy)